Potret Masyarakat Dayak Kenyah, Long Alango 1950-an |
Cobalah kenali sejarah budaya walaupun sedikit. Dari Sabang hingga Merauke banyak sekali kepulauan dan masyarakat lokal yang tinggal di dalamnya. Salah satu pengalaman yang berharga ketika saya mencari pemukiman masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan. Saya mencoba menyusuri persebaran mereka dari Kalimantan Timur hingga masuk ke pedalaman Kalimantan bagian Utara.
Penyusuran kali ini, selain bertemu masyarakat Dayak Kenyah di pedalaman, saya ingin melihat kesenian, budaya dan tradisi yang dikatakan kuno. Selama perjalanan, selain tarian dan permainan musik, hal yang sudah menjadi langka untuk dijumpai adalah tato dan kuping panjang. Hal itu merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat Dayak Kenyah. Karena tidak semua masyarakat Dayak di Kalimantan menggunakan tato dan memanjangkan kupingnya. Tradisi ini pun sudah ada sejak turun temurun. Tahu mengapa?
Kuping panjang Apui (Nenek) Lembesan |
Dulu, alasan orang Dayak Kenyah memanjangkan kupingnya adalah untuk membedakan yang mana manusia dan Orang utan. Jika masih kecil, guyonan mereka kalau tidak memanjangkan kupingnya, akan dibilang, "ihh seperti Orang utan aja..". Selain itu, alasan memanjangkan kuping adalah membedakan antara laki-laki dan perempuan. Karena saat malam hari kondisi penerangan pemukiman atau rumah sangatlah minim.
Perbedaan kuping panjang laki-laki dan perempuan adalah kuping perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki. Hal itu dikarenakan laki-laki harus bekerja atau berburu makanan, maka kuping tidak terlalu panjang dan tidak terlalu berat membawa anting-anting selama perjalanan. Anting-anting tersebut dipasang setiap waktunya dimulai sejak usia dini. Mereka pun beranggapan, perempuan yang memiliki telinga panjang merupakan wanita yang cantik di desa tersebut. Kuping panjang pun pernah menjadi identitas diri untuk membedakan Dayak Suku Kenyah dengan Dayak suku lainnya.
Meski tradisi ini masih dijalani 70 tahunan silam, kini sudah jarang untuk bertemu masyarakat Kenyah yang memiliki kuping panjang. Setidaknya, saya masih bertemu di beberapa desa. Usia yang paling muda, kini sudah mencapai usia 80 tahunan.
Dayak Kenyah Generasi 80+ Kiri ke kanan : Oko Balan Ingan, Apui Ahan Lian dan Apui Lembasan |
Sangat disayangkan, banyak masyarakat Dayak Kenyah, terutama kaum wanita memotong kuping panjangnya agar terlihat normal kembali. Menurut mereka setelah mengenal masyarakat luar, memanjangkan kuping merupakan hal yang tidak baik dilakukan. Bagi masyarakat luar pun berpikir bahwa, orang yang kupingnya panjang dikatakan aneh, tidak seperti masyarakat lainnya yang hidup di perkotaan.
Selain itu, budaya tato Dayak Kenyah pun merupakan ritual yang dapat dilakukan seiring waktu dengan pembuatan kuping panjang. Pada zamannya, tato dan memanjangkan kuping merupakan kegiatan yang tak terpisahkan. Namun, tidak semua masyarakat yang memanjangkan kuping lalu menato tubuhnya. Hanya orang tertentu saja yang bisa menato tubuh. Tato Dayak Kenyah yang saya jumpai terdapat pada kaum wanita.
Tato bagi mereka merupakan simbol kehidupan. Kehidupan yang terjadi pada masyarakat Dayak suku Kenyah berawal atas terciptanya suatu raga dan jiwa yang baru. Suatu kelahiran dianggap mereka sebagai manusia yang sempurna dengan keadaan murni dan belum memiliki tato. Leluhur Dayak Kenyah pun memberikan keyakinan kepada keturunannya agar menato tubuh pada saat memasuki usia dewasa.
Hasil rajah tangan motif Dayak Kenyah Nek Djigit |
Tato di kaki merupakan kaum bangsawan |
Tato Dayak Kenyah yang saya jumpai di buat di tangan, dari jari-jari hingga pergelangan. Ada juga yang membuat tato di bagian kaki. Tato dibagian kaki merupakan kaum yang terhormat. Pembuatan tato pun dikerjakan dalam kurun waktu yang lama dengan merasakan sakit akibat luka dari proses menato.
Tato suku Kenyah dalam kesehariannya merupakan sebuah tanda yang menghasilkan sebuah makna dari simbol yang ada. Tato merupakan bagian dari sejarah budaya maupun kesenian yang tercipta dari kepingan zaman. Tato menjelaskan juga bahwa Indonesia merupakan tempat pembuat tato pada zaman dulu.
Other Stories ;
Wooow serunya punya kesempatan berinteraksi dgn masyarakat suku aslinya! Dr blog ini juga baru tau alasan mereka memanjangkan telinga.. ternyataa utk ngebedain mana orang dan orang tua hahaha
ReplyDeleteMungkin maksudnya beda manusia dan orang utan mbak.. hehehe
Delete