Sunday, March 9, 2014

Amazing Feeling : Bromo Mount.


Pagi buta, pada pukul setengah dua dini hari saya dan teman-teman pergi dari Malang menuju ke Desa Tumpang. Setiba disana kami mengganti kendaraan dengan mobil Jeep, 4x4 wheel drive. Kondisi cuaca saat itu cukup dingin. Terlihat kepulan asap tipis keluar dari mulut atau hidung jika bernafas atau berbicara. Tak lupa dengan jaket tebal agar suhu tubuh tetap hangat.

Sekitar 1 jam perjalanan dari Tumpang menanjak ke Bromo. Menyenangkan rasanya dapat berkendara dengan atap terbuka. Selama perjalanan, langit yang gelap rasanya menerangi perjalanan. Meskipun bulan tidak terlihat, langit menjadi cerah karena adanya rasi bintang yang bersinar membentuk sebuah galaksi. 

Udara dingin pun tak terlalu terasa ketika melihat bintang-bintang bertebaran. Rasanya tenang, riang dan takjub akan pemandangannya. Tak lama menikmati bintang, kondisi jalanan berubah menjadi menanjak dan menuruni bukit. Setelah menuruni bukit, perjalanan berubah menjadi berkabut yang super tebal. Saya bersama yang lainnya membantu pengemudi, si Cak Ren untuk menentukan arah, "kiri, kiri, Cak!! Kanan, kanan, Cakk!".

Kondisi perjalanan benar-benar gelap. Bintang pun sudah tak terlihat karena tertutup kabut. Mata hanya bisa melihat lampu Jeep yang menyorot ke depan. Perkiraan saya, jarak pandang tidak lebih dari 1 meteran yang terlihat. Meski belum habis setengah perjalanan, saya sudah menikmati keseruannya. Perjalanan kali ini menyenangkan, menegangkan dan menabjubkan! 

                                                                                                                                                               Photo by Imam Wahyudi


Setelah memasuki daerah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, kami menuju ke Penanjakan. Lokasi tersebut merupakan tempat untuk melihat matahari terbit. Setibanya di Penanjakan, sekiranya perlu 15 menit berjalan kaki menuju lokasi. Sesampainya diatas, kami mengatur nafas dan bercengkrama dengan yang lainnya. 

Langit gelap seakan berbicara dengan saya. Tak lama menunggu, terlihat pancaran warna orange yang ingin menunjukkan sosoknya. Sejaman saya melihat perpindahan gradasi langit yang gelap berubah menjadi terang. Selain dari itu, pemandangan yang tak biasa dilihat adalah ketika kabut terlihat rendah di antara pepohonan dan pedesaan di bawah bukit. Celah matahari masuk menyinari kesela-sela pohon merupakan objek yang sayang untuk dilewatkan.

Enjoy and relax


  





Matahari terbit dari sebelah kiri. Keasyikan saya terbagi menjadi dua, antara melihat fenomena dan memotret momen terbitnya matahari. Setelah puas, pemandangan menjadi lebih jelas terlihat. Sisi kanan terlihat Gunung Bromo yang bersebalahan dengan Gunung Batok. Lelah maupun stress akan hilang ketika berada di puncak melihat indahnya dunia.





No comments:

Post a Comment