Dalam menelusuri track Sangkima, selain setapak yang terbuat dari kayu, disuguhi juga jembatan gantung yang sedikit membuat jantung berdebar ketika melewatinya. Sedikit bergoyang, namun cukup kokoh dan aman untuk dilewati. Biasanya, jika anda beruntung, dibawah jembatan akan terlihat buaya disekitaran sungai tersebut.
Setelah melewati jembatan gantung, track ini kurang lebih memakan waktu sekitar 2 jam dengan berjalan santai. Selama perjalanan, mata akan dimanjakan pemandangan yang indah dengan aroma alam yang segar yang tidak didapatkan di daerah perkotaan. Meskipun udara agak lembab dan panas, stress atau pikiran akan pekerjaan pasti akan hilang di tanah ini.
Dalam perjalanan kali ini, tidak banyak binatang yang saya temui. Namun perjalanan ini cukup seru dilewati terutama bagi pemula. Setelah jembatan gantung, akan melewati tebing yang tidak jauh jaraknya. Selain itu ada jembatan sling, yang hanya terdiri kawat yang menjuntai melewati sungai dengan pegangan kiri dan kanan. Tidak ada tali pengaman ketika melewati jembatan. namun dengan perlahan-lahan pasti sampai juga keujung jalan.
Sekitar satu jam waktu tempuh, perjalanan ini memandu penjelajah ke pohon kayu ulin raksasa. Usia pohon tersebut sudah mencapai ratusan tahun lamanya. Mengapa raksasa? Pohon ini mencapai diameter hingga tiga meter. Diameter pohon ini katanya pohon ulin terbesar di Indonesia. Selain melihat ulin raksasa, pohon ini memiliki keunikan. Di pohon tersebut memiliki lubang, ketika saya memasuki tangan ke dalamnya, ada angin yang sejuk berhembus. Entah dari mana asalnya, buat saya pohon ini hidup dengan misteri dan story di dalamnya.
Setelah menikmati keindahan ulin yang sangat eksotis, tertulis "50M Rumah Pohon". Sangat interes sekali melihat pohon dan tertarik untuk dinaiki. Perjalanan pun dari kayu setapak berubah menjadi tanah. Tidak kebayang jika memasuki musim hujan. Tidak dianjurkan memakai sendal jepit saja. Karena jika hujan datang, banyak aneka hewan seperti serangga terlihat dan jalanan berubah menjadi berlumpur dan akan susah dijelajah.
Sekurangnya setengah jam untuk mencapai rumah pohon. Terlihat tidak pendek untuk dinaiki. Sekitar tiga lantai untuk menaiki dan menuruninya tidak lupa dengan mental yang penuh keberanian. Jangan sembrono yaa ketika menaiki dan menuruninya. Karena udara yang lembab mengakibatkan kayu menjadi berlumut, sedikit tidak aman untuk dinaiki karena licin dan rawan terjatuh.
Ketika menaiki tangga rumah pohon, jantung ini cukup berdebar, perasaan itu lebih meningkat lagi sesampai diatasnya, karena pemandangannya cukup membuat terkesima. Hamparan hijau dengan warna langit kebiruan serta awan yang menghiasi angkasa, membuat pandangan terhadap alam menjadi sangat takjub. Sayang sekali jika pemandangan seperti ini hilang begitu saja. Paling tidak, dengan tidak mengambil yang bukan milik kita dan menjaga tetap bersih, tidak membuang sampah sembarangan, kelestarian alam akan tetap terjaga.
Katanya, kalau mau menginap di rumah pohon, saya dapat menjumpai aneka satwa yang melintas. Rumah pohon ini sebenernya merupakan pos pantau, tidak salahnya juga mencoba memantau meskipun sebentar saja.
Enjoy the trip, this is Indonesia!
No comments:
Post a Comment